Dalam pengembangan produk baru,
 tahapan awal yang harus diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. 
Perencanaan produk yang matang akan meningkatkan keberhasilan dalam 
pengembangan produk baru. Seorang perencana harus membuat karakteristik 
produk yang akan dihasilkan dengan asumsi-asumsi :
1.      Produk tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2.      Memilih produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3.      Produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4.      Produk tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier.
5.      Produk tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6.      Produk tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.
Produk
 pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup 
banyak untuk dikenal oleh masyarakat. Namun keberhasilan produk pioner 
akan mampu memonopoli produk tersebut sampai saat produk follower 
mengikuti. Produk pioner yang berhasil akan selalu dipakai konsumen dan 
malah akan dijadikan sebutan untuk nama barang tersebut. Seperti sepeda 
motor Merk Honda, pioner sepeda motor di Indonesia ini hingga saat ini 
masih menjadi produk yang sangat digemari oleh konsumen. Bahkan 
dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda motor itu hanya Honda, 
meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal dari merk lain.
Disisi
 lain produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., produsen Mie 
Instan meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus dengan kualitas
 yang berbeda disesuaikan dengan segmen/karakteristik konsumen. Indomie 
untuk kelas atas, Supermie untuk menengah dan Sarimi untuk kelas bawah. 
Dengan segmentasi produk ini ternyata produk-produk tersebut mampu 
bertahan disegmennya masing-masing bahkan menjadi produk nomor satu. 
Keberhasilan
 kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi masyarakat bahwa 
sepeda motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama saat ini. Karena 
nilai manfaat produk inilah maka dengan mudah diterima oleh masyarakat 
konsumen. Produk pioner akan berhasil jika produk tersebut memberikan 
manfaat yang sangat signifikan bagi konsumen.
Produk
 follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar. Namun 
produk follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif
 akan kalah bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah satu contohnya 
adalah produk-produk dari China. Sepeda Motor produk China dengan 
berbagai merk banyak yang tidak mampu bersaing dengan produk Jepang. Hal
 ini dikarenakan kualitas produk sepeda motor China masih dibawah produk
 Jepang. Sedangkan Hann Phone (HP) produksi China saat ini sudah mampu 
merebut sebagian pangsa pasar HP di Indonesia. HP produksi China saat 
ini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan merk yang sudah lama 
beredar. Keunggulan kompetitif tersebut antara lain ; harga yang murah 
dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan melebihi fasilitas merk HP 
yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak terlalu berbeda jauh.
Produk-produk
 yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam pengembangan produk 
lebih banyak menggunakan strategi perluasan merk dari pada membuat 
produk baru dengan merk baru. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya 
promosi karena produk sudah dikenal oleh masyarakat. Salah satu contoh 
strategi perluasan merk adalah Produk sepeda motor Honda Supra. Dalam 
pengembangan Merk Honda Supra selalu mengikuti sejak dari Honda Supra 
100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc, Supra X 200 cc hingga 
Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra sudah dikenal 
oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak meragukan. 
Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga membuat 
beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda Revo, 
Honda Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun 
penjualannya masih kalah dari Honda Supra.
Contoh
 lain pengembangan produk baru dengan strategi perluasan merk adalah 
produk Indomie rasa nusantara dengan berbagai varian rasa yang 
berbeda-beda disesuaikan dengan selera masing-masing daerah. Demikian 
juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika dulu kita mengenal produk 
sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar hingga saat ini, 
akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan merk yang 
sama. 
Pada
 pengembangan produk pertanian, produk akan berhasil jika mengikuti isu 
atau perkembangan informasi yang terbaru. Isu yang berkembang saat ini 
adalah masalah lingkungan dengan adanya global warmning, back to nature
 dan penggunaan produk organik. Produk pertanian akan mudah diterima 
konsumen jika produk tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas dari 
produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dikarenakan produk pertanian 
pada umumnya adalah produk follower. Sebagai contoh, peluncuran produk 
Bakpao Telo yang cukup sukses di Malang. Bahan baku bakpao telo yang 
berasal dari ketela bagi konsumen merupakan hal yang baru dan memiliki 
perbedaan yang cukup jelas dari produk bakpao yang telah ada dengan 
bahan baku dari tepung. 
Penggunaan
 teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga cukup memberi kekuatan
 kepada produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal  ini
 dikuatkan dengan adanya pengolahan produk buah-buahan menjadi keripik, 
seperti kripik apel, kripik nanas, kripik nangka dan jenis buah-buahan 
lain yang selama ini dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Dengan 
teknologi pengeringan untuk buah basah dan dikemas secara bagus 
menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut menarik bagi 
konsumen.

No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.