Kisah Sukses Pengusaha


Modal 20.000,  Sukses Berbisnis Keramik Ratusan Juta Rupiah

Sebagian besar kita generasi muda ingin sukses, tapi enggan melakukan sesuatu, apalagi kerja keras. Penyakit mudah menyerah dan pengeluh banyak menghambat kesuksesan. Untuk itu, sekali lagi kampung wirausaha mengangkat cerita seorang yang memulai usaha dengan modal sangat kecil dan bisa sukses.

Mochamad Taufiq, warga Plered – Purwakarta, berhasil membangun bisnis beromset ratusan juta rupiah perbulan. Hebatnya, beliau memulai bisnis dengan modal nihil alias nyaris nol. Bisnis keramik yang dia geluti dengan tekun dan semangat pantang menyerah telah membawanya kepada khidupan yang layak kini.
Taufiq memulai bisnis keramiknya dengan modal 20rb saja

Taufiq memulai bisnis keramiknya dengan modal 20rb saja

Taufiq bercerita di awal merintis bisnisnya dia hanya punya uang 20.000 (dua puluh ribu) rupiah saja. Saat itu tahun 1990, itu uang dibelikan keramik setengah jadi dari para perajin keramik di Plered. “Saya tidak punya uang modal, uang saya ya cuma itu, 20rb. Saya beli keramik setengah jadi, lalu saya cat dan finishing di rumah bersama istri saya”, kenangnya.

Kerja keras dan semangatlah yang membuat Taufiq bertahan dan berhasil hingga saat ini. Bahkan ia sering harus bekerja keras hingga 24 jam untuk memenuhi pesanan yang datang. “Karena memang gak punya duit, ya semuanya dikerjakan sendiri”, katanya terkekeh.

Ketika ditanya, apa yang berbeda keramik buatannya dengan yang lain, dengan bangga dia bercerita bahwa keramiknya di cat dengan cat yang biasa digunakan buat mengecat mobil. Hasilnya keramiknya lebih berkilap dan berhasil mencuri perhatian pelanggan, waktu itu. Hasilnya, usahanya terus berkembang hingga saat ini.

Perlahan-lahan, modal dia kumpulkan hingga setahun kemudian dia bisa memproduksi sendiri keramik yang akan dia jual. Dibantu 3 orang karyawannya, dia memperoleh bahan baku tanah liat dari desa Citeko, Purwakarta. Taufiq membuat keramik mulai dari cetak, proses bakar, hingga finishing dilakukan semua di rumahnya. “Saya hampir tidak punya waktu untuk tidur karena kerja terus”, kisahnya lagi.

Di tahun ketiga, barulah ia mulai merasakan manisnya usaha miliknya. Dalam sehari dia bisa mengambil untung 200rb-300rb sehari.

Kini, usahanya telah bekerjasama dengan lima toko keramik besar di daerahnya, membuat dia lebih tenang dan sedikit bernafas lega soal pemasaran produk miliknya. Kini dia 100% hanya jadi pemasok untuk ke lima toko milik rekanannya itu saja, dan dahsyat: omsetnya bisa mencapai rata-rata 150 juta per bulan. Sedangkan keuntungan bersih yang dia peroleh sekitar 25%-30%.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.