Sekolah Berbasis Wirausaha | Sekolah Binaan STMIK AMIKOM YOGYAKARTA | www.smkbtb-jwa.sch.id | www.amikom.ac.id
Friday, 22 July 2016
Identitas Merek
Upaya membangun identitas merek memerlukan sejumlah keputusan tambahan terkait dengan nama, logo, warna, tagline (slogan)
 dan simbol. Sebuah merek lebih dari itum merek hanyalah alat dan taktik
 pemasaran. Sebuah merek pada intinya adalah janji pemasar untuk 
menyampaikan sejumlah fitur, keuntungan dan pelayanan yang konsisten 
kepada pembeli. Pemasar harus menentukan sebuah misi untuk merek 
tersebut dan visi mengenai ingin menjadi apa dan apa yang bisa dilakukan
 oleh merek tersebut. Pemasar harus berpikir bahwa saat ini ditawarkan 
sebuah kontrak kepada konsumen mengenai bagaimana merek tersebut akan 
berkinerja. Kontrak merek tersebut haruslah jujur. Paling maksimal, 
kampanye merek hanya akan menciptakan pengakuan nama, pengetahuan 
tentang merek, bahkan kecenderungan terhadap merek, namun kampanye iklan
 tidak akan menciptakan keterikatan merek (brand bonding), seberapa pun perusahaan mengeluarkan dana untuk iklan dan publikasi. Brand bonding
 atau keterikatan merek hanya akan terjadi jika konsumen mengalami 
manfaat langsung yang dijanjikan oleh perusahaan. Faktanya adalah merek 
tidak dibangun oleh iklan tetapi oleh pengalaman terhadap merek 
tersebut. Banyak perusahaan membuat janji-janji merek tetapi gagal 
melatih karyawannya untuk memahami dan memberikan apa yang dijanjikan 
oleh merek tersebut. Perusahaan dapat melakukan penanaman merek secara 
internal (internal branding) di kalangan karyawannya agar mereka dapat memahami, menginginkan, dan memberikan janji yang diusung oleh merek tersebut 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.