Monday 25 July 2016

Kisah Sukses Saichiro Honda


 Bernama lengkap Soichiro Honda, lahir di desa Komyo, Shizuoka, Jepang pada 17 November 1906 dari pasangan Gihei Honda dan Mika. Adalah anak sulung dari sembilan bersaudara. Ia berasal dari keluarga yang sederhana dan bertempat tinggal di daerah yang terpencil yang jauh dari keramaian. Ayahnya Gihei Honda bekerja sebagai seorang tukang besi.

Ketertarikan Honda dalam dunia mesin sudah terlihat ketika dirinya masih kecil. Sebelum masuk sekolah, Honda sudah terbiasa membantu ayahnya mereparasi alat-alat pertanian di bengkel ayahnya. Dia bahkan mampu berdiri berjam-jam hanya untuk mengamati kinerja suatu mesin.

Pada usia 8 tahun, ia rela bersepeda sejauh 10 mil hanya untuk melihat pesawat terbang. Ia sangat hobi mengamati mobil yang melintas di jalanan. Dan pada usia 12 tahun ia sudah menciptakan sepeda motor sederhana dengan model rem kaki.

Di masa sekolah, Honda tidak memiliki nilai yang begitu bagus. Bahkan ia suka membolos sekolah. Namun karena ketekunan dan cinta nya dalam dunia mesin membuatnya lebih suka mempelajari mesin daripada pelajaran di sekolah.

Pada usia 15 tahun, Honda hijrah ke Tokyo untuk mencari kerja. Ia diterima di Hart Sokay Company, pada awalnya hanya bekerja sebagai cleaning service merangkap pengasuh bayi bos nya. Hingga akhirnya sang pemilik menemukan bakat Honda dalam bidang mesin. Ia sungguh cekatan dan jenius dalam masalah mesin sehingga bosnya senang dengan nya. 6 tahun ia bekerja di perusahaan itu.

Pada umur 21 tahun, bosnya berkeinginan membuka cabang di Hamamatsu, dan Honda pun dipilih untuk memimpin kantor cabang itu. Di kantor cabang ini prestasinya membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak bengkel-bengkel lain. Hasil kerjanya pun cepat dan tepat. Honda tidak segan-segan bekerja sampai larut malam, tanpa mengurangi kreativitasnya.

Salah satu buah kreativitasnya adalah  berhasil membuat penemuan velg dengan jari-jari logam ketika berusia 30 tahun. Pada zaman itu, mobil-mobil masih menggunakan velg dengan jari-jari kayu. Jari-jari kayu ini, selain tidak bagus dalam meredam getaran, juga mudah terbakar. Penemuan Honda ini menjadi hak patennya yang pertama sekaligus kisah sukses pertamanya.

Perjalanannya kemudian membuat honda ingin mendirikan usaha sendiri, ia pun keluar dari perusahaan pada tahun 1938. Ia membangun usaha pembuatan ring piston. Sayang ring piston buatannya ditolak oleh Toyota karena menganggap kualitasnya yang belum memiliki syarat.

Kegagalan tersebut tidak membuat Honda berkecil hati, sempat jatuh sakit sampai kemudian bisa bangkit kembali menekuni pembuatan pistonnya.  

Untuk menemukan solusi dalam pembuatan ring piston, Honda memutuskan untuk kuliah. Setiap pulang dari kuliah, Honda segera ke bengkel untuk mempraktekan pengetahuan yang baru diperolehnya. Di kampus Honda adalah salah satu siswa yang sering menentang gurunya. Honda adalah salah satu siswa yang sering mengkritik dosennya karena dianggap terlalu bertele-tele dan menitikberatkan teori daipada praktek karena Honda lebih suka praktek daripada teori. Ia siswa yang sulit di atur dan sering tidak masuk. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

Akhirnya kerja kerasnya mulai menorehkan kisah sukses. Ring Piston ciptaannya diterima Toyota, yang langsung memberikan kontrak. Ketika mimpinya hampir menjadi kenyataan, niatnya membangun pabrik terpaksa diurungkan. Pemerintah Jepang yang siap perang, tidak memberikan dana kepada industri-industri. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang dunia II meletus, pabriknya sempat terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Sekali lagi pabriknya hancur oleh gempa bumi. Akhirnya Honda menjual pabrik ring pistonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Pada tahun 1947,seusai perang dunia II, Jepang mengalami kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya.

Dalam keadaan terdesak, Honda tidak kehabisan ide cemerlang. Idenya memasang mesin pada sepeda dengan memanfaatkan mesin-mesin bekas perang, yang menjadi cikal bakal sepeda motor zaman sekarang. Ciptaanya ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sekitar. 24 September 1948, berdirilah Honda Motor Company dengan produk pertamanya yang dinamakan “Dream” dengan slogan perusahaan Honda yaitu “The Power Of Dream” . Awal dari kisah sukses nya.

Meski sepeda motornya sukses, Honda ternyata terbentur masalah finansial bahkan terancam bangkrut. Ia memang seorang penemu dan mekanik yang hebat namun tidak pandai mengelola keuangan. Inilah yang kemudian mempertemukan dirinya dengan Takeo Fujisawa orang yang sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnis Honda selanjutnya. Saat itu Honda berusia 42 Tahun dan Fujisawa berusia 38 tahun.

Duet kedua orang ini berhasil membuat Honda mewujudkan mimpi dan keinginannya untuk menjangkau dunia. Akhirnya, seperti yang kita ketahui, produk-produk Honda tak hanya menjadi nomor 1 di Jepang tetapi juga di berbagai belahan dunia.

Soichiro Honda, oleh karyawannya dikenal sebagai pemimpin yang keras. Namun sikapnya menjadi lembut ketika acara minum sake bersama. Satu hal lagi yang patut dipuji dari Honda adalah sikap nya yang anti-nepotisme dalam menentukan jabatan di perusahaannya.

Sepanjang hidupnya, Soichiro Honda dikenal sebagai orang yang selalu berjiwa muda. Walaupun usianya semakin bertambah tua tapi semangatnya tidak pernah berkurang. Pada 5 Agustus 1991, Honda meninggal di usia 84 tahun akibat penyakit lever.


"Banyak orang hanya melihat 1 % kesuksesan saya. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”. Kata Honda. Honda membuktikan bahwa sukses buan karena kita memiliki IQ yang jenius tapi karena kegigihan yang kita lakukan. Jangan mudah menyerah ketika mengalami kegegalan.

Kekuatan mimpi mengantarkan ia menuju kesuksesan yang luar biasa. Walaupun berasal dari keluarga sederhana, orang desa, dan berasal dari latar belakang bukan keturunan orang sukses, ia membuktikan bahwa semua orang itu bisa sukses termasuk dirinya.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.